PECS Alat Komunikasi Anak Autisme
Dari pengertian komunikasi di atas ada tiga hal penting yang berkaitan dengan komunikasi, pertama, komunikasi harus melibatkan dua orang atau lebih, kedua, komunikasi merupakan pertukaran informasi yang bersifat dua arah, dan ketiga, mengandung pemahaman. Sebuah pengumunan yang dipasang di papan pengumuman bukan merupakan komunikasi. Tapi kalau pengumuman itu talh dibaca, dimengerti, dan ditanggapi, maka pengumuman itu bisa disebut komunikasi. Komunikasi dikatakan efektif hanya jika suatu gagasan dapat berpindah dari pemikian seseorang ke pemikiran orang lain (Moore, 1987:79).
Perkembangan
Komunikasi Anak Autis
Salah satu kesulitan yang dimiliki oleh anak
autis adalah dalam hal komunikasi (Delphie, 2006:1). Oleh karena itu
perkembangan komunikasi pada anak autis sangat berbeda, terutama pada anak-anak
yang mengalami hambatan yang berat dalam penguasaan bahasa dan bicara.
Kesulitan
dalam komunikasi ini dikarenakan anak autis mengalami gangguan dalam berbahasa
(verbal dan non verbal), padahal bahasa merupakan media utama dalam komunikasi.
Mereka sering kesulitan untuk mengkomunikasikan keinginannya baik secara verbal
(lisan/bicara) maupun non verbal (isyarat/gerak tubuh dan tulisan).
Sebagian besar dari mereka dapat berbicara,
menggunakan kalimat pendek dengan kosa kata sederhana namun kosa katanya
terbatas dan bicaranya sulit dipahami. Karena kosa katanya terbatas maka banyak
perkataan yang mereka ucapkan tidak dipahaminya. Mereka yang dapat berbicara
senang meniru ucapan dan membeo (echolalia). Beberapa diantara mereka sering
kali menunjukkan kebingungan akan kata ganti. Contoh, mereka tidak menggunakan
kata saya dan kamu secara benar, atau tidak mengerti ketika lawan bicaranya
beralih dari kamu menjadi saya atau sebaliknya (Riyanti, 2002:16).
Pada saat anak pada umumnya sudah mengetahui
nama, mampu merespon terhadap ya dan tidak, mengerti konsep abstrak laki-laki –
perempuan, dan mengikuti perintah-perintah sederhana. Sementara itu pada anak
autis mungkin hanya echolalia terhadap apa yang dikatakan atau tidak bicara
sama sekali.
Anak pada umumnya biasanya mulai mengoceh
sekitar umur enam bulan. Ia mulai bicara dalam bentuk kata pada umur satu tahun
dan merangkai dua atau tiga kata dalam satu kalimat sebelum delapan belas
bulan. Sedangkan pada anak autis sebaliknya, ia tidak memiliki pola
perkembangan bahasa. Kemampuan komunikasi mereka bervairasi, diantara mereka
ada yang tidak pernah bicara, seperti anak pada umumnya sampai delapan belas
bulan atau dua puluh bulan, kadang-kadang kemampuan bicara mereka hilang begitu
saja.
Anak autis yang sulit berbicara, seringkali
mengungkapkan diri atau keinginannya melalui perilaku. Memang untuk beberapa
kasus anak autis yang ada yang sudah mampu menyampaikan keinginannya dengan
cara menarik tangan orang yang didekatnya atau menunjuk ke suatu arah yang
diinginkan, atau mungkin menjerit. Jika orangtua atau orang disekitarnya tidak
memahami apa yang diinginkannya anak akan marah-marah, mengamuk dan mungkin
tantrumnya akan muncul.
Siegel (1996:44) secara umum menggambarkan
perkembangan komuniksi anak autis terbagi dalam dua bagian, yaitu:
1.
Perkembangan komunikasi verbal, meliputi keterlambatan berbahasa bahkan ada
diantara mereka yang kemampuan berbahasanya hilang, echolalia dan menggunakan
bahasa yang aneh/tidak dimengerti, menggunakan bahasa sederhana (misalnya minta
makan:”Makan, ya!”).
2.
Perkembangan komunikasi non verbal, meliputi menggunakan gestur, gerak tubuh,
mengungkapkan keinginan dengan ekspresi emosi (menjerit, marah-marah,
menangis).
Pengertian
PECS
PECS (Picture Exchange Communication
System) adalah suatu pendekatan untuk melatih komunikasi dengan menggunakan
simbol-simbol verbal (Bondy dan Frost, 1994:2). PECS dirancang oleh Andrew
Bondy dan Lori Frost pada tahun 1985 dan mulai dipublikasikan pada tahun 1994
di Amerika Serikat. Awalnya PECS ini digunakan untuk siswa-siswa pra sekolah
yang mengalami autisme dan kelainan lainnya yang berkaitan dengan gangguan
komunikasi. Siswa yang menggunakan PECS ini adalah mereka yang perkembangan
bahasanya tidak menggembirakan dan mereka tidak memiliki kemauan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan PECS telah meluas
dapat digunakan untuk berbagai usia dan lebih diperdalam lagi.
Dengan menggunakan PECS bukan berarti
menyerah bahwa anak tidak akan bicara, tetapi dengan adanya bantuan
gambar-gambar atau simbol-simbol maka pemahaman terhadap bahasa yang
disampaikan secara verbal dapat dipahami secara jelas. Memang, pada tahap
awalnya anak diperkenalkan dengan simbol-simbol non verbal. Namun pada fase
akhir dalam penggunaan PECS ini, anak dimotivasi untuk berbicara. Meskipun PECS
bukanlah program untuk mengajarkan anak autis cara berbicara, pada akhirnya
mendorong mereka untuk berbicara.
Ada kekhawatiran orangtua terhadap anaknya
yang menggunakan PECS ini. Mereka khawatir anaknya tidak bisa bicara dan
ketergantungan terhadap gambar. Untuk itu Schwartz (1998) dalam www.
autism.healingthresholds.com) melakukan penelitian pada 18 orang anak-anak pra
sekolah yang mengalami gangguan berbahasa, beberapa diantara mereka didiagnosa
sebagai anak autis. Mereka mendapat penanganan dengan menggunakan PECS.
Anak-anak tersebut menggunakan PECS untuk berkomunikasi selama di sekolah,
tidak hanya pada sesi latihan saja. Ternyata setelah setahun, lebih dari
setengahnya telah berhenti menggunakan PECS dan mulai menggunakan kemampuan
bicara alaminya.
Berdasarkan pengalaman Wallin (2007:1) ada
beberapa keunggulan yang dimiliki oleh PECS ini, diantaranya:
·
Setiap pertukaran
menunjukkan tujuan yang jelas dan mudah dipahami. Pada saat tangan anak
menunjuk gambar atau kalimat, maka dapat dengan cepat dan mudah permintaan atau
pendapatnya itu dipahami. Melalui PECS, anak telah diberikan jalan yang lancar
dan mudah untuk menemukan kebutuhannya.
·
Sejak dari awal, tujuan
komunikasi ditentukan oleh anak. Anak-anak tidak diarahkan untuk merespon
kata-kata tertentu atau pengajaran yang ditentukan oleh orang dewasa, akan
tetapi anak-anak didorong untuk secara mandiri memperoleh “jembatan”
komunikasinya dan terjadi secara alamiah. Guru atau pembimbing mencari apa yang
anak inginkan untuk dijadikan penguatan dan jembatan komunikasi dengan anak.
·
Komunikasi menjadi sesuatu
penuh makna dan tinggi motivasi bagi anak autis.
·
Material (bahan-bahan) yang
digunakan cukup murah, mudah disiapkan, dan bisa dipakai kapan saja dan dimana
saja. Simbol PECS dapat dibuat dengan digambar sendiri atau dengan foto.
·
PECS tidak membatasi anak
untuk berkomunikasi dengan siapapun. Setiap orang dapat dengan mudah memahami
simbol PECS sehingga anak autis dapat berkomunikasi dengan orang lain tidak
hanya dengan keluarganya sendiri.
Keren Bu. Semangat. Bu
BalasHapus